Bisakah Varian Omicron Menyebabkan Long Covid?

Bisakah Varian Omicron Menyebabkan Long Covid?

Bagikan :


Usai wabah virus Covid-19 varian Delta, kini varian Omicron mulai banyak mendominasi di masyarakat. Meskipun banyak yang menganggap bahwa varian Omicron lebih “ringan” dari varian Delta, namun para ahli mengingatkan bahwa varian Omicron lebih mudah menular dan meningkatkan risiko rawat inap pada pasien. Selain itu, varian Omicron juga tetap dapat meningkatkan risiko kematian terutama bagi kelompok rentan.

Gejala long Covid

Selain kecepatan penyebaran dan risiko kematian, para ahli juga tengah menyoroti apakah varian Omicron dapat menyebabkan sindrom long Covid seperti varian sebelumnya. Dilansir dari WHO, sebagian penyintas Covid-19 mengalami sejumlah gejala yang dikenal dengan istilah long Covid.

Setelah sembuh dari infeksi Covid-19, penyintas dapat mengalami beberapa gejala Covid-19 dalam jangka menengah dan jangka panjang. Beberapa gejala yang muncul pada long Covid antara lain:

  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Gangguan kognitif seperti linglung dan mudah lupa
  • Rasa nyeri di tubuh

Kondisi long Covid dapat bervariasi tergantung kondisi kesehatan tubuh dan status vaksinasi. Selain gejala di atas, gejala yang sering dilaporkan meliputi gangguan pencernaan seperti mual dan diare, serta gangguan saraf lainnya seperti sakit kepala hingga sulit tidur.

Lalu, apakah Omicron juga dapat memicu long Covid? Dilansir dari Medical News Today, menurut data yang dikumpulkan The Office of National Statistics (ONS) di Inggris, angka penyintas yang mengalami long Covid di tengah mewabahnya varian Omicron terus mengalami peningkatan. Dari data tersebut terungkap bahwa 1 dari 48 penyintas mengalami gejala long Covid dengan keluhan yang dilaporkan antara lain:

  • Badan mudah lelah
  • Sesak napas
  • Kesulitan membau
  • Kehilangan indra pengecap

Kelompok yang rentan mengalami gejala Covid-19 tersebut di antaranya mereka yang berusia 35-69 tahun dan umumnya berjenis kelamin perempuan.

Pendapat para ahli mengenai long Covid pada Omicron

Mengamati perkembangan long Covid merupakan tantangan tersendiri bagi para ahli, salah satunya adalah perbedaan kerangka waktu kapan suatu gejala dapat dikatakan sebagai long Covid. Sebagian peneliti berpendapat bahwa kondisi long Covid baru terjadi ketika sudah berjarak 3 bulan dari masa infeksi. Sementara itu CDC mengungkapkan bahwa long Covid dapat terjadi dalam selang waktu 4 minggu setelah terpapar.

Adanya perbedaan waktu tersebut membuat para ahli berpendapat bahwa masih terlalu dini untuk menilai hubungan antara varian Omicron dengan potensi long Covid yang muncul. Varian Omicron baru ditemukan pada November 2021 sehingga masih membutuhkan waktu untuk mengungkap dampak infeksi varian Omicron dengan long Covid.

Meskipun demikian, sejauh ini para ahli sepakat bahwa long Covid dapat terjadi pada varian virus Covid-19 apa pun. Gejala long Covid yang muncul pun tidak menunjukkan perbedaan signifikan antar varian. Berdasarkan penelitian sebelumnya disebutkan bahwa sekitar 30% penyintas Covid-19 kemungkinan akan mengalami long Covid, termasuk pada anak-anak dan dewasa muda.

Gejala long Covid juga dapat timbul pada pasien yang memiliki gejala ringan yang menjalani isolasi di rumah maupun pasien dengan gejala sedang yang dirawat di rumah sakit.

Selain itu, beberapa ahli meyakini bahwa long Covid pada varian Omicron dapat terjadi lebih rendah karena sejauh ini Omicron tidak menunjukkan tanda peradangan yang tinggi dan terus-menerus selama infeksi.

 

Hingga saat ini peneliti masih belum dapat menyimpulkan bagaimana varian Omicron dapat memengaruhi long Covid. Para ahli juga mengimbau untuk tidak memandang remeh varian Omicron dan tetap mematuhi protokol kesehatan dan memenuhi dosis vaksinasi sebagai upaya perlindungan diri agar tidak terinfeksi.